[BOOK REVIEW] Dilan Bagian Kedua: Dia Adalah Dilanku Tahun 1991 by Pidi Baiq


Judul: Dilan Bagian Kedua: Dia Adalah Dilanku Tahun 1991 | Pengarang: Pidi Baiq | Penerbit: Pastel Books | Desain Sampul: Kulniya Sally | Tahun Terbit: 2015 | Jumlah Halaman: 344 hlm. | ISBN: 9786027870994

Saya sungguh telat sekali membaca Dilan bagian kedua ini. Rasanya tahun lalu saya membaca Dilan yang pertama dengan menggebu-gebu, namun terpaksa menunda membeli buku yang kedua dikarenakan katanya alurnya agak membosankan. Selain alasan saya sangat pemilah untuk buku yang mahal dengan isi yang, ya... boring. Bersyukurlah saya bisa membaca buku Dilan demi melengkapi seri keduanya ini dengan harga murah meskipun kondisinya kolpri alias koleksi pribadi milik orang lain yang dijual.

Dalam buku Dilan yang kedua ini masih diceritakan dari sisi Milea sebagai sudut pandang orang pertama. Di sini Milea sudah mulai menceritakan hubungan perpacarannya dengan Dilan. Bagaimana sosok Dilan yang dulu sederhana dan suka membuat hati perempuan meleleh, masih tetap dipertahankan di sini. Milea masih pula menceritakan bagaimana Dilan bisa membuatnya jatuh cinta dan menjadi seorang pacar yang baik. Sayangnya, saya tidak sempat mereview buku yang pertama. Ya, biar saja deh.

Hubungan Milea-Dilan di awal buku ini terkesan membosankan. Entah dari kalimat-kalimatnya yang terlanjur bertele-tele, tidak semanis dan sepadat buku Dilan yang pertama. Memang sih, membaca buku ini rasanya seperti membaca catatan harian milik Milea, karena Milea menceritakan apa yang dia rasakan dan dia ketahui dari sudut pandangnya. Sehingga ceritanya pun seputar kehidupan Milea setelah resmi menjadi pacar Dilan.

Sejak kejadian perkelahian Dilan dengan Anhar, Dilan sudah hampir dikeluarkan dari sekolah. Hal itu akibat dari kesalahpahaman yang terjadi karena Anhar melihat Milea jalan dengan Kang Adi. Sehingga untuk membela Milea, Dilan harus melawan Anhar. Karena Dilan sudah dikeluarkan, Dilan dan Milea harus berbeda sekolah. Meskipun begitu, hubungan mereka tetap berjalan hingga Milea memaksa Dilan untuk tidak berkelahi. Disitulah awal keretakan hubungan mereka. Belum lagi ada Yugo, teman masa kecil Milea yang naksir ke Milea. Akhirnya... Milea dan Dilan bubaran aja (spoiler alert).

Ya, namanya juga hubungan perpacaran anak SMA, pasti isinya nggak jauh-jauh dari berantem karena sayang. Kalau yang satunya nggak mau nurutin, diancamnya putus. Tapi saya suka kok hubungan Dilan-Milea, apalagi hubungan Milea sama ibunya Dilan. Pun Milea sudah diakui calon menantu oleh ibunya Dilan. Rasanya semua cewek pasti mau begitu dekatnya sama orangtua pacar. Dan ibu Milea ataupun ibunya Dilan sama-sama gaul, jadi nggak segan kalau bawa pacar ke rumah.

Untuk soal Kang Adi, saya cuma bisa tertawa ngakak ketika Dilan dan teman-temannya datang ke rumah Milea ramai-ramai. Di sana ada Kang Adi, dan Dilan langsung saja menyatakan kalau dia dan Milea sudah resmi berpacaran. Pake surat bermeterai segala pula. Kan bikin Kang Adi tengsin abis. Hahaha.

Meskipun awalnya agak membosankan, tapi part-part lucunya masih ada. Romantisnya juga. Pas bagian konflik juga cukup seru.

Semua hal di dalam buku Dilan kedua ini masih sama isinya, cuma ya itu agak bertele-tele dan membosankan. Saya hampir saja tidak menyelesaikan buku ini kalau tidak penasaran dengan endingnya. Untuk masalah font juga buku ini cukup friendly di mata saya. Karena isinya pun kebanyakan dialog antara Dilan dan Milea yang pendek-pendek, sehingga tidak terlalu rapat dan membuat jenuh. Well, mungkin ini review yang sangat singkat dan tidak jelas, tapi begitulah saya melihatnya. Sejujurnya malah saya lebih suka buku Dilan yang pertama dibanding yang kedua ini.

RATE: 2,5/5

Post a Comment

6 Comments

  1. Ohh kamu baru baca yah yang ini? Mari Kita nantikan bagian ke-tiganya. Ntar mah point of view nya dari kang Dilan :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya nih, telat banget kan ya hahaha. Sip, bakalan menunggu kalo gitu :D

      Delete
  2. Aku malah baru baca yang bagian kedua ini, kalau bagian pertama malah belum baca wkwkw :D parah aku ini emang kwkw :D

    Waktu baca ini, menurutku manis-manis aja sih kata-katanya ya (mungkin karena aku belum baca yang pertama) tapi entah kenapa, di buku ini, aku malah dibikin kesel sama Milea nya ._.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha iya emang bikin kesel si Mileanya sih. Ya, namanya juga anak SMA. *sok tua*

      Delete
  3. Kalo menurutku sih masih bagus buku dilan yang pertama wi :D

    ReplyDelete

Apa tanggapan kamu setelah membaca tulisan ini?