Kemarin, saat daun-daun menggugur
Saat embun pagi menetes di ujung
Aku bertemu pagi dengan salam kepahitan
Sendu yang merengkuh lebih dalam hari-hari sebelumnya
Aku berusaha melipat jarak
Menenun memori tentang rasa yang bergelayutan dalam dada
Juga membuatnya jadi berwarna bak pelangi
Aku mencobanya, mengirimnya bisik-bisik cinta yang mungkin tak kaudengar
Kemarin, saat pagi menjadi kelabu tanpa matari
Aku menemukan kekosongan baru
Kehampaan yang meretas dalam sepi yang lalu
Kubilang, kamu telah menjelma jadi sunyi yang hidup di sudut hati
Aku menahan rasa getir kefanaan yang kudapat
Mengunci rapat-rapat kisah yang pernah tertoreh
Aku berserah, tapi tidak menyerah
Sebab jarak sulit kulipat lagi.
Aku meraba jarak, mencari jejak
Berharap menemukanmu di titik senja tanpa sendu
Purwokerto, 12 Juli 2014. 22:07.
NB: Ini puisi lama yang aku repost dari note facebook-ku.
0 Comments
Apa tanggapan kamu setelah membaca tulisan ini?