Pagi itu semua sesuai rencana. Langkah telah mantap mengikuti kegiatan ini, Makran Komunikasi 2013. Sesuangguhnya ada rasa iri dalam hati kecil untuk bias menikmati budaya pulang kampong yang dilakukan mahasiswa seperti sebagian teman-temanku yang lain. Namun aku tahu bahwa disini aku memiliki tanggung jawab, aku juga mempunya kewajiban untuk menghargai segala hal yang telah ditetapkan oleh panitia jauh-jauh hari. Meskipun pada akhirnya hanya setengah dari jumlah mahasiswa komunikasi 2013 yang mengikuti acara tersebut.
Terik matahari berganti awan kelabu yang meneteskan titik-titik air dari langit. Deras. Entah bagaimana semua hampir kacau karena suasana yang tidak menguntungkan seperti ini. Lain dengan diriku yang amat mencintai hujan. Hujan adalah bagian terindah yang diberikan Tuhan. Dan dengan bermandikan hujan di atas mobil truk beramai-ramai aku merasa damai.
Sore itu suasana dingin menyambut kami. Dengan pakaian yang basah kuyup terguyur hujan, kami memasuki kamar yang ditentukan. Sebuah pemandangan indah terhampar di jendela. Hijaunya pepohonan dan rerumputan membuat pikiran semakin tenang. Sore itu juga kami memulai kisah keakraban lewat petikan gitar akustik dari salah seorang teman kami. Bagai paduan suara yang handal, kami menyanyikan lagu demi lagu bersama. Dan disinilah aku merasa nyaman dengan teman-teman baruku ini.
Malam harinya setelah matahari kembali keperaduan, kami disuguhi sebuah materi tentang Pertelevisian dari dua orang narasumber unik yang berniat untuk “membodohi” kami. Mereka bilang, “Anggap apa yang kita bicarakan disini adalah bohong. Komunikasi itu belajar kebohongan.” Jujur, kesan awal aku tidak mengerti. Tapi ternyata mereka menjelaskan juga karena kami tidak mudah dibodohi. Katanya, kita mempelajari kebohongan agar kita mengetahui kebenarannya. Karena pertelevisian itu semua bohong. Dan aku sependapat dengan mereka. Materi malam itu berakhir meriah.
Ada banyak hal yang kutemukan disini selain keakraban. Kami tidak lupa mencoba permaian Truth Or Dare, sebuah permainan kejujuran yang sangat sering dimainkan. Memang tidak semua yang ikut, tapi ini cukup membuat kami mengetahui satu sama lain lebih dalam. Malam itu kami habiskan dengan akustikan. Mendekati tengah malam, kami disuruh tidur agar esok pagi lebih fit menghadapi agenda selanjutnya.
12 Oktober 2013 (OUTBOUND DAN MALAM PUNCAK)
Subuh di Wisma Palawi Baturaden. Kami terbangun oleh ketukan pintu kakak senior yang bertugas membangunkan kami. Agenda kami hari itu adalah outbound. Aku masuk ke dalam kelompok 7 dengan yel-yel singkat, kamipun beraksi. Dari 5 pos yang kami lewati, kami hanya menang 1 kali. Sebuah keajaiban.
Kasur di kamar wisma telah menanti kami. Sekitar pukul 11 siang kami kembali dan bersiap untuk mandi kemudian beristirahat. Sore hari ketika matahari tidak juga muncul di permukaan, agenda kami adalah tukar kado. Dari semua kado, ada satu kado yang berisi pesan untuk menyatakan cinta kepada seseorang dan berlanjutlah hal itu menjadi sesi gombal-gombalan.
Sembari menunggu acara malam puncak, kami berdiskusi untuk penampilan kelompok kita malam itu. Kelompokku akhirnya menampilkan pembacaan puisi, meskipun baru latihan beberapa jam sebelum acara dimulai, kami tetap berusaha semaksimal mungkin memberikan penampilan terbaik kami.
Setelah acara Communication Got Talent selesai, dilanjut dengan penampilan sebuah band beraliran reggae dan menggemparkan suasana malam itu. Kami bersenang-senang hanya dengan balutan musik yang tidak kuketahui maksudnya, tapi kami tetap menikmatinya. Disitulah letak keakraban bermain.
Kasur di kamar wisma telah menanti kami. Sekitar pukul 11 siang kami kembali dan bersiap untuk mandi kemudian beristirahat. Sore hari ketika matahari tidak juga muncul di permukaan, agenda kami adalah tukar kado. Dari semua kado, ada satu kado yang berisi pesan untuk menyatakan cinta kepada seseorang dan berlanjutlah hal itu menjadi sesi gombal-gombalan.
Sembari menunggu acara malam puncak, kami berdiskusi untuk penampilan kelompok kita malam itu. Kelompokku akhirnya menampilkan pembacaan puisi, meskipun baru latihan beberapa jam sebelum acara dimulai, kami tetap berusaha semaksimal mungkin memberikan penampilan terbaik kami.
Setelah acara Communication Got Talent selesai, dilanjut dengan penampilan sebuah band beraliran reggae dan menggemparkan suasana malam itu. Kami bersenang-senang hanya dengan balutan musik yang tidak kuketahui maksudnya, tapi kami tetap menikmatinya. Disitulah letak keakraban bermain.
Semakin malam acara semakin seru. Penampilan dua orang dari teman angkatan kamilah yang kuanggap paling memukau. Dan semua berlanjut hingga tengah malam.
13 Oktober 2013 (Pulang)
Dan inilah yang sangat disayangkan, setelah 3 hari dua malam kami bersama-sama, kami harus meninggalkan tempat ini. Matahari siang itu sangat menawan mengiringi kepulangan kita ke kampus tercinta. Angin sejuk pun mengiringi alunan lagu yang kami senandungkan dari atas truk.
Semoga tali keakraban yang sudah kita jahit sepnajang makrab berlangsung akan terus mengikat, juga dengan semua teman yang tidak mengikuti makrab. Semoga kita selalu satu dan bersama. Salam solidaritas!
Komunikasi… cerdas dan dapat diandalkan!
Special Part
Kisah ini bagian dari hati yang entah sisi mana mampu menangkap siluet itu. Sebutlah dia seseorang pemilik alis tebal, mirip dengan alis milik Shinchan. Dan tidak tahu dimulai darimana aku membuka kisah ini. Aku baru mengetahuinya, bahkan baru tahu namanya ketika makrab ini. Di makrab ini aku banyak mengenal, termasuk seseorang ini. Tapi aku yakin ini masih sebatas kagum. J
Purwokerto, 17 Oktober 2013
0 Comments
Apa tanggapan kamu setelah membaca tulisan ini?