Jeda dua tahun dari tulisan terakhirku tentang perayaan hari lahir. Aku tidak menemukan hal-hal signifikan yang terjadi pada hidupku kecuali pertambahan usia. Aku merelakan banyak hal, tetapi juga mendapat gantinya dalam bentuk lain. Hidup kadang terasa monoton ketika kamu tidak melakukan apa-apa atau memang hanya aku saja yang pemalas untuk memulai sesuatu yang berarti. Sudah tiga puluh, hari-hari baru berganti, peran berganti, dan kini ada satu hal yang menunggu untuk dijelajahi. Ya, semoga.
Hari perayaan kali ini aku sengaja mereservasi resto sushi yang belum pernah aku coba. Melihat reviu di media sosial, aku pernah sempat ingin mencobanya di beberapa tahun silam sebelum resto itu menjadi viral belakangan ini. Dengan padatnya pengunjung dan durasi waitinglist yang panjang, aku memilih mereservasi sebulan sebelumnya, tepat pada tanggal lahirku bulan ini. Kupilih resto tersebut karena memang penasaran sejak lama, walaupun suamiku sudah mulai bosan karena hampir setiap sebulan sekali kuajak makan sushi, tapi pada akhirnya ia tetap berkata, "Nanti sushi aku aja yang bayar, ya. Yang penting kamu seneng." Lengkap dengan emoticon cium di ujungnya.
Pada akhirnya aku telah sampai di sini. Di usia tiga puluh dan belum juga memiliki anak dari usia pernikahanku yang baru berjalan 3 tahun. Beberapa masih ada yang sering mempertanyakan, beberapa diam saja karena ya dari tampilan fisik saja sudah terlihat kalau aku memang belum hamil. Tetapi, aku mencoba mengambil sisi positif dari apa yang dikehendaki Tuhan saat ini. Kami memiliki banyak kekhawatiran; finansial, kebijakan pemerintah yang berdampak pada kami, hingga pola pikir yang masih sering terbentur keinginan-keinginan egois.
Mula-mula aku sering menangis karena buah hati tak kunjung hadir, tetapi sekarang lebih sering menangis karena menonton drama Korea. Terakhir aku menonton When Life Gives You Tangerines, sebuah drama yang penuh pemikiran buatku. Bagaimana menjalani hidup sebagai seorang anak, kemudian menjadi istri, lalu menjadi orangtua. Aku ingin bisa bertumbuh dalan setiap fase. Aku ingin menyiapkan segalanya yang terbaik untuk masa depan. Hingga apapun yang nantinya kutemui di depan, aku sudah siap.
Kini aku menjalani hidup dengam sederhana. Cenderung minimalis saja. Jarang membeli baju, jarang berbelanja yang tidak penting, dan mulai sering menabung. Walau krisis rupiah yang mulai melemah, tapi aku tetap berusaha menabung sedikit demi sedikit. Aku percaya, suatu hari nanti kekonsistenanku ini bisa membuahkan hasil yang maksimal. Aku bahkan memiliki rencana-rencana terperinci untuk berbagai tabungan. Tapi memang, semua tabungan bisa diatur asal ada uangnya.
Hari-hari sebelum aktif bekerja memang membosankan. Aku pernah bercerita pada seorang teman, mengapa selama jadi pengangguran, aku malah terkesan bermalas-malasan? Ia bilang, "Sepertinya kita memang tipe switching. Jadi harus mengerjakan sesuatu yang lain supaya bisa mix kerjaan yang lain juga."
Aku agaknya setuju dengan pernyataan itu, karena saat sedang menganggur, aku sama sekali tidak bisa mengerjakan apapun bahkan dengan niat yang kuat. Sedangkan saat masih bekerja dulu, aku masih sempat menulis blog, mengambil beberapa job artikel, atau review produk, hingga mengerjakan hobi lain. Rasanya sangat antusias bisa membagi waktu ke dalam beberapa hal. Dalam hatiku pasti berkata, "Wow keren sekali aku bisa mengerjakannya dalam satu waktu."
Tapi ya, selama masih ada waktu untuk menganggur dan mengistirahatkan badan, aku punya niat untuk mulai berolahraga lagi. Rasanya sudah lama sekali sejak terakhir kali aku berolahraga, bahkan jalan kaki di Minggu pagi pun rasanya sudah berbulan-bulan lalu tidak kulakukan. Bangun siang memang lebih enak. Hahaha. Namun, niat berolahraga itu perlu dikuatkan sih agar aku mau bergerak karena kurasa belakangan aku mudah lelah dan lebih cepat sakit kepala. Emang udah jompo~
Menjadi tiga puluh, semoga baik-baik saja. Semoga selalu bahagia. Semoga selalu diberi kelancaran rezeki. Semoga semakin giat beribadah, bersedekah, berbuat baik. Semoga sehat selalu. Semoga apa-apa yang menjadi doa dan tidak tertulis di sini bisa dikabulkan Tuhan. Dan yang terpenting, semoga diberi kelapangan hati untuk tetap sabar dan tabah.
Semoga, ya, semoga. Aamiin.
Rumah, April 2025.
0 Comments
Apa tanggapan kamu setelah membaca tulisan ini?