"Kalau nggak nikah muda, barangkali saya belum mencapai titik ini. Titik yang sekaranag saya syukuri betul karena biar pun remeh, tapi inilah hal yang saya impikan. Inilah pencapaian-pencapaian yang dulu saya doakan,"—Pungky Prayitno. (Hlm. 23).
Prolog
Saya kenal Mbak Pungky sekitar tahun 2014 akhir atau 2015 awal (lupa tepatnya). Saat itu ia sudah jadi blogger hits karena berhasil memenangkan Srikandi Blogger 2014. Semua warga kampus tahu berita ini, bahkan saat saya di kelas, dosen saya pun memberitakannya lagi. FYI, saya adik kelas jauhnya Mbak Pungky. Hahaha. Dulu awal tahu Mbak Pungky, saya cuma kenal, tapi dia nggak kenal saya. Sedih.
Dan, saya tahu Mas Topan karena dia salah satu reporter di SatelitPost (koran lokal di Purwokerto). Itu pun saya tahu dari senior di pers kampus. FYI juga, beliau ini kakak kelas jauh saya di kampus. Mas Topan dan Mbak Pungky ada di jurusan yang sama dengan saya: Ilmu Komunikasi.
Untuk Jiwo, anak lelaki yang usianya sudah hampir 5 tahun, saya kangen banget sama bocah nguwil satu itu. Pertama kali ketemu pas kami sama-sama trip ke Desa Kalilunjar. Waktu Mama dan Papanya Jiwo sibuk motret demi konten blog dan instagram, saya sebagai yang paling muda disuruh nemenin Jiwo main game. Hahaha. Jadi pengasuh sementara. Tapi Jiwo tuh lucu banget dan kritis banget kalo nanya. Sumpeh deh!
Mendengar kabar terbitnya buku Drama Mama Papa Muda bikin saya merasa awur-awuran kesenangan bukan main. Soalnya saya pembaca setia blog Sujiwo.com dan ngefans banget dengan tulisan mereka berdua. Lebih seneng lagi pas dikabarin sama Mbak Ayun, editor buku Drama Mama Papa Muda, kalau saya jadi salah satu host blog tour buku ini. Padahal udah siap-siap mau PreOrder waktu itu. Hahaha.
Tentang Buku
Penulis: Pungky Prayitno dan Topan Pramukti
Editor: Ayun
Tata Sampul: Amalina Asrari
Penerbit: Laksana
Tebal: 232 halaman
Judulnya aja udah Drama Mama Papa Muda, jelas dong mereka masih muda. Menikah memang jadi babak kehidupan tersendiri bagi Pungky dan Topan. Dalam buku ini terdapat 4 bagian yang menceritakan drama kehidupan setelah menikah sampai punya anak bernama Sujiwo Arkadievich—yang kemudian dipanggil Jiwo.
Menikah muda itu ternyata nggak pernah ada di pikiran Mbak Pungky, awalnya. Dalam bagian Drama Mama Muda, Mbak Pungky banyak bercerita kalau ia geuleuh abis liat teman yang nikah muda.
"Dulu, saya anti banget sama yang namanya nikah muda. Pokoknya kalau ada teman yang bilang pengen nikah padahal masih muda, saya pasti jadi setannya. Saya komporin kalau nikah muda itu nggak bakal enak. Jangan, deh, pokoknya jangan." (Hlm. 18)
Mungkin karena sering ngomporin temennya biar nggak nikah muda itulah akhirnya Mbak Pungky kena "karma". Sampai ia menikah dan punya anak di usia 22 tahun. Gokil nggak tuh?
Buku ini membuat saya berpikir, dengan bahasa yang ringan, saya berkali-kali bergumam, "Oh iya ya" atau "Tuh kan gini harusnya", sampai di ada bab-bab tertentu yang membuat saya terenyuh sekaligus takut. Iya, pembahasan PPD (Postpartum Depression) yang sungguh menyentuh batin saya. Kaget sekaligus tidak menyangka kalau Mbak Pungky pernah terserang PPD yang ternyata bisa menyerang siapa saja, khususnya ibu pascamelahirkan.
Mas Topan, dalam salah satu tulisannya bilang,
"Saya mohon, dengan sangat, kalau sampai itu terjadi, tetaplah di sana. Tetaplah di sisi perempuan yang kalian ikat dengan janji suci, peluk dia, dan ikutlah berjuang. Bertahanlah, wahai para ayah. Saya bersumpah atas nama Tuhan, bahwa pospartum depression bukanlah hal yang mudah untuk dilewati sendirian. Perempuan yang memelukmu sambil beruarai air mata benar-benar butuh pertolongan." (hlm. 80-81)
Selain itu ada satu tulisan yang saya sangat-sangat suka. Judulnya "Sini Nak, Sama Bapak." Jujur saja, ini tulisan yang saya anggap sebagai bentuk protes para Ayah yang seringkali dianggap tidak bisa mengurus anak. Juga hujatan kepada Ibu yang "tega meninggalkan anaknya bersama bapaknya". Sungguh saya benar-benar terharu membaca ini. Anak itu kan bukan hanya milik Ibunya, tapi juga milik Ayahnya. Kenapa pula kita harus takut kalau anak kita diurus oleh Ayahnya.
"Kamu itu anak Bapak. Mengurus kamu itu tugas Ibu, mengurus kamu juga tugas Bapak. Membesarkan kamu itu tanggung jawab Ibu, membesarkan kamu juga tanggung jawab Bapak. Mengasuh kamu itu amanah dari Tuhan untuk Ibu, mengasuh kamu juga amanah dari Tuhan untuk Bapak." (Hlm. 88)
Sungguh membaca buku ini memang penuh drama, kadang sedih, terus terharu, terus seneng, terus ngakak, terus mikir. Nikah muda itu banyak indahnya, tapi lebih banyak dramanya, gitu kata mereka. Apalagi di bab terakhir, Drama Dua Hati, yang ada pembahasan soal selingkuh-pelakor-dan mantan. Duh, nggak kuat saya mah. Keren pisan!!!
---
GIVEAWAY!
Setelah baca review singkat dari saya, kamu udah tertarik buat baca buku ini belum? Sumpah ini sih recommended banget buat kalian semua, baik yang belum menikah, sedang mempersiapkan pernikahan, atau yang sudah punya anak sekalipun. Soalnya, semua rupa-rupa drama ada di sini. Gimana caranya hidup tanpa pakai pembantu, hidup sederhana saat ekonomi tidak stabil, semua diceritakan dengan ringan dan... menginspirasi.
Nah, saya ada satu buku Drama Mama Papa Muda gratis untuk satu orang yang beruntung. Nih langsung ikutin ketentuannya, ya.
1. Domisili di Indonesia.
2. Follow akun Twitter @divapress01, IG @penerbitdivapress, atau like FB Penerbit DIVA Press, juga follow @afriantipratiwi.
3. Bagikan tautan giveaway ini di medsos. Boleh mention saya dan/atau penerbitnya, boleh juga tidak.
4. Tulis nama, akun Twitter/IG, dan domisilimu di kolom komentar, diikuti jawaban pertanyaan ini.
Salah satu tulisan dalam buku ini berjudul "Jiwo Nggak Usah Sekolah". Apakah kamu setuju? Jika iya, kenapa? Jika tidak, pendidikan seperti apa yang akan kalian berikan kepada anak? Apakah pendidikan konvensional seperti yang sudah ada, atau pendidikan semacam sekolah alam, atau bagaimana? Kasih alasannya ya.
Giveaway ini berlangsung dari tanggal 19 Maret - 25 Maret 2018. Pemenang selambat-lambatnya akan diumumkan pada 27 Maret 2018.
Selamat mencoba dan semoga beruntung!
Salam,
Afrianti Eka Pratiwi.
0 Comments
Apa tanggapan kamu setelah membaca tulisan ini?