27 Mei 2018
Saya memutuskan untuk berkunjung ke kota rantau saya di Purwokerto. Ada apa gerangan saya kembali lagi ke kota ini? Banyak sekali yang bilang kalau kota kecil yang menjadi ibukota Banyumas ini selalu menjadi pelabuhan rindu para anak rantau yang mengenyam pendidikan di sini. Mungkin saya adalah salah satunya. Kembalinya saya ke kota ini bukan tanpa tujuan, tetapi tentu dengan maksud tertentu. Saya punya janji dengan seseorang, tapi itu nanti akan saya ceritakan di lain tulisan.
Setelah berencana jauh-jauh hari, akhirnya saya tiba kembali di kota ini pada pukul 4 sore waktu setempat. Pikiran saya sudah kadung kemana-mana memikirkan di tempat mana saya akan menyantap makanan untuk berbuka puasa. Oh, jelas, di Purwokerto ada banyak makanan yang saya rindukan, salah satunya fuyunghai bakar di Rumah Makan Pak Rustam ini.
Sejak pertama kali rumah makan ini buka, fuyunghai bakar jadi menu andalan saya. Entah kenapa saya nggak ingin mengganti menu lain meskipun saya makan menu yang sama dua hari berturut-turut.
Emang seenak itu sampe kamu nggak mau ganti menu lain, Wi?
Hm, gimana ya jelasinnya... Sesungguhnya, fuyunghai bakar di RM Pak Rustam ini mungkin biasa-biasa saja, tapi namanya juga udah terlanjur klop di lidah, jadi buat apa coba yang lain? Macam sama kamu kalo udah klop gitu kan malah jadi tak terganti. Ehehehe. Tapi nggak usah takut nggak bisa coba menu lain, di RM Pak Rustam tersedia banyak menu rumahan yang bisa dicoba. Ya, standarnya sih ayam goreng/bakar, nasi goreng, capcay, fuyunghai, dan lainnya. Terus ada 5 macam sambal yang bisa dipilih juga. Kesukaan saya sih sambal bawang. Sampe kemana-mana juga tetep andalan saya adalah sambal bawang.
Udah itu doang? Tenang, ada satu lagi yang bakalan bikin betah makan disini.
Jadi gini ceritanya, setiap kali makan di RM Pak Rustam saya selalu dilayani oleh Ibu dan Pak Rustam, beserta ibu-ibu dan mbak-mbak lainnya. Sampai suatu hari, salah seorang teman yang juga sering makan disitu bilang ke saya, "Tiw, udah liat anaknya Pak Rustam belom?"
Saya jawab, "Ha? Yang mana? Emang ada anaknya?"
"Ada! Mas-mas gitu. Ganteng!" katanya.
Emang dasar kita suka julid, akhir-akhirnya gosipin anaknya Pak Rustam sampai saya berkeinginan makan di RM Pak Rustam cuma demi melihat anak Pak Rustam yang katanya ganteng itu. Sialnya, posisi saya saat itu sudah ada di Bogor, jadi memang harus menyempatkan waktu untuk main ke Purwokerto lagi. Hahaha. Dan disinilah saya sekarang.
Setelah sampai di Purwokerto, tujuan utama saya untuk berbuka puasa tentu saja RM Pak Rustam, dengan harapan bisa melihat anak Pak Rustam yang entah siapa namanya. Menjelang maghrib, saya dan beberapa teman lain sudah duduk manis di lokasi. Tidak ada tanda-tanda kemuncurlan mas-mas itu. Sampai salah seorang teman saya bilang, "Wah, Tiwi kurang beruntung kiye. Anaknya Pak Rustam ga ada pasti gara-gara Tiwi mau liat. Hahaha."
Memang, sampai azan maghrib berkumandang, mas-mas itu tak kunjung ada. Cukup kecewa juga sedikit karena sudah terlanjur penasaran. Lalu, saat makanan sudah tiba, barulah muncul yang ditunggu-tunggu dan menanyakan minuman apa yang tadi kami pesan. Hahaha. O itu dia!
Ganteng?
Hm, bagi saya biasa saja. Lebih ke manis dan cukup menarik. Perawakannya kurus, rambutnya menutupi telinga, dan berkulit kuning langsat. Sungguh bukan seseorang yang menjadi tipe saya. Hahaha.
Tuntas sudah rasa penasaran saya. Alhamdulillah berbuka dengan yang "manis" dan menu andalan yang laris. Juga bertemu orang-orang tersayang. Maafkan foto ini diambil diam-diam, karena ternyata pertemuan tanpa swafoto lebih mengasyikkan dibanding sibuk update sosial media masing-masing. Hehehe.
Penasaran sama Rumah Makan Pak Rustam? Atau penasaran sama anaknya Pak Rustam? Monggo bisa mampir ke Jalan Cendrawasih, Kelurahan Grendeng, Purwokerto. Buka setiap hari dan saat sahur selama bulan Ramadan.
Salam,
Afrianti Eka Pratiwi
Purwokerto, 29 Mei 2018.
0 Comments
Apa tanggapan kamu setelah membaca tulisan ini?