Judul: Supernova #6: Inteligensi Embun Pagi | Pengarang: Dee Lestari | Penerbit: Bentang Pustaka | Tahun Terbit: Februari 2016 | Tebal Buku: 724 hlm. | ISBN: 978-602-291-131-9
BLURB
Setelah mendapat petunjuk dari upacara Ayahuasca di Lembah Suci Urubamba, Gio berangkat ke Indonesia. Di Jakarta, dia menemui Dimas dan Reuben. Bersama, mereka berusaha menelusuri identitas orang di balik Supernova.
Di Bandung, pertemuan Bodhi dan Elektra mulai memicu ingatan mereka berdua tentang tempat bernama Asko. Sedangkan Zarah, yang pulang ke desa Batu Luhur setelah sekian lama melanglangbuana, kembali berhadapan dengan misteri hilangnya Firas, ayahnya.
Sementara itu, dalam perjalanan pesawat dari New York menuju Jakarta, teman seperjalanan Alfa yang bernama Kell mengungkapkan sesuatu yang tidak terduga. Dari berbagai lokasi yang berbeda, keterhubungan antara mereka perlahan terkuak. Identitas dan misi mereka akhirnya semakin jelas.
Hidup mereka takkan pernah sama lagi.
Di Bandung, pertemuan Bodhi dan Elektra mulai memicu ingatan mereka berdua tentang tempat bernama Asko. Sedangkan Zarah, yang pulang ke desa Batu Luhur setelah sekian lama melanglangbuana, kembali berhadapan dengan misteri hilangnya Firas, ayahnya.
Sementara itu, dalam perjalanan pesawat dari New York menuju Jakarta, teman seperjalanan Alfa yang bernama Kell mengungkapkan sesuatu yang tidak terduga. Dari berbagai lokasi yang berbeda, keterhubungan antara mereka perlahan terkuak. Identitas dan misi mereka akhirnya semakin jelas.
Hidup mereka takkan pernah sama lagi.
---
Akhirnya serial Supernova ini sampai pada ujungnya. Buku keenam yang punya 99 bab dan merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan serta misteri dari 5 buku sebelumnya. Ada kesedihan mendalam sekaligus senang luar biasa di dalam diri saya ketika mendapatkan buku ini nyaris satu tahun setelah terbit. Lama? Ya, sangat. Belum lagi progres membaca saya sungguh lambat dan terlanjur lupa cerita-cerita sebelumnya. Itulah sebabnya saya memilih re-read alias membaca ulang bulu pertama hingga kelima sebelum masuk ke buku penutup ini.
Lain daripada yang lain, buku ini punya sampul berwarna putih dengan lambang trihelix heksagonal yang jadi sorotan tersendiri bagi saya. Cantik! Nuansa putih dan hologram di sampulnya bikin kesan buku ini jadi mewah. Tidak seperti 5 buku sebelumnya yang selalh bersampul warna hitam dengan lambang dari masing-masing peretas.
Membaca Intelegensi Embun Pagi (saya sibgkat IEP), kamu akan dibuat penasaran dari bab ke bab. Satu sisi ingin segera tahu apa jawabannya, satu sisi lagi sayang kalau habis dalam waktu singkat. Detail-detail yang ada di lima buku sebelumnya bakalan bikin kamu kaget sekaligus meng-oh-kan pikiran. Saya pun demikian. Banyak plot yang akhirnya bikin jidat saya menggerut dan bilang, "Kok gini?" atau "Oh si ini ternyata itu ya. Hmm."
Di buku ini pula para peretas yang selama ini kita kenal dengan nama Akar, Petir, Partikel, Gelombang, dipertemukan. Dari mereka berempat, ternyata masih ada 2 orang yang merupakan anggita dari gugus mereka. Pertemuan mereka pjn bisa dibilang rumit karena harus berhadapan dengan Sarvara (ini istilah musuh mereka). Meski demikian, mereka dijaga oleh Infiltran yang membantu merek untuk segera menuntaskan tugas di bumi.
Awalnya saya berpikir, "Mereka ini ngapain sih?" Nah, biar saya kasih bocoran sedikit. Jadi si Akar, Petir, Partikel, Gelombang, dan Permata merupakan anggota dari gugus Asko yang mana punya suatu misi di bumi. Jadi sebenarnya, mereka itu sudah merencanakan segala hal yang akan mereka lakukan dengan sangat detail. Setelah itu mereka aakn mati (dalam hal ini mati = amnesia) dan terlahir kembali untuk melakukan misi tersebut dengan tubuh barunya, tapi ingatan mereka nggak kembali sebelum waktunya.
Jadi, ibaratnya mereka sudah menulis tanggal sekian mereka ke sini, hari kesekian mereka ketemu dengan siapa, tahun berapa mereka akhirnya ingat siapa diri mereka sesungguhnya. Bagi saya ini keren banget. Sebegitu detailnya mereka merencanakan misi ini dengan berbagai pertemuan dan resikonya masing-masing.
"Kemajuan manusia terus terjegal dengan individualitas mereka." (hlm. 467)
"Drama adalah komplikasi.drama membuat kalian egois, berpikir kepentingan pribadi kalian lah yang paling penting." (Hlm. 467
Ada dua kisah romansa yang disuguhkan dalam buku IEP, yakni Alfa-Ishtar dan Zarah-Gio. Bagaimanapun romansa memang bumbu paling asik untuk sebuah cerita.. Ada yang mengejutkan dari kisah Alfa-Ishtar ini. Entag secara kebetulan atau tidak, Alfa bertemu lagi dengan Ishtar yang ternyata adalah salah seorang "ketua" dari Sarvara. Seharunya Alfa tidak boleh menjalin hubungan dengan Ishtar karena ia adalah musuhnya. Kalau kisah Zarah-Gio sih lebih kepada pertemuan sederhana dan kemudian terjalin cinta.
Di buku terakhir ini, unsur fantasinya benar-benar terasa. Kalau di lima buku sebelumnya, kesan slice of lifenya masih kental banget, tapi begitu masuk buku keenam dan bab-bab terakhir, pembaca akan disuguhi suasana "perang" sepertj sihir di pertempuran Harry Potter. Saya sendiri sampai tidak menyangka apakah ini bisa benar-benar terjadi?
By the way, buku keenam ini juga meruoakan buku penutup sekaligus pembuka kisah baru dari gugus Supernova dan prolog tentang lahirnya permata.
"Kejahatan yang paling mengerikan tidak akan muncul dengan api dan tanduk, tetapi jahat malaikat. Ia membius dengan kebajikan. Mereka tang terbjus akan rela mempertaruhkan nyawa untuk membela apa yang mereka kira kebajikan." (hlm. 459).
Kalau masih penasaran, bisa langsung baca saja bukunya.
Rate: 4/5
0 Comments
Apa tanggapan kamu setelah membaca tulisan ini?