Memasuki bulan kedua Work From Home, saya merasa seperti benar-benar terjebak. Setiap hari hanya berkutat menyoal buku bacaan, film, series/drama, dan lagu-lagu di pengujung malam. Saya tidak keluar rumah karena terlalu malas untuk menemui matahari, padahal ada anjuran untuk berjemur. Bagusnya belakangan ini lebih sering turun hujan dibanding terik panas.
Kasus coronavirus di daerah tempat saya tinggal semakin mengkhawatirkan. Hal inilah yang pada akhirnya membuat saya semakin betah berada di rumah dan memilih untuk berdiam diri saja. Alih-alih menuruti keinginan hanya sekadar membeli snack ke minimarket seberang gang. Saya memilih tetap di rumah dan membaca banyak berita di mana tepatnya lokasi penyebaran coronavirus di Kabupaten Bogor.
Berdiam diri selama di rumah bukan berarti akan tetap sehat. Beberapa hari lalu saya pun sempat mengalami demam dan sakit kepala luar biasa. Mana lagi puasa juga, saya jadi nggak bisa langsung menenggak obat untuk meredakan nyerinya. Saya lantas berdoa sambil rebahan dan meminta diri saya untuk bertahan jangan sampai sakit ini berkelanjutan. Karena akan sangat repot jika harus pergi ke rumah sakit atau ke apotek demi membeli obat.
“Kalau sakit tuh bilang. Jangan diem aja, orang rumah kan jadi nggak tahu kamu kenapa,” kata ibu saya. Saya cuma mengangguk lantaran kepala saya sangat sakit.
Bukan cuma soal sakit fisik, kenyataannya dampak psikologis akibat pandemi coronavirus ini juga sangat-sangat mencekik pikiran saya. Saya bosan, tapi masih bisa bertahan walaupun di beberapa keadaan pun merasa sangat jenuh dan ingin keluar terutama ketemu mas crush. Ehehehe. Sudah beberapa kali ia bilang ke saya kalau menginap di kantor karena mengalami kebosanan akut berada di kamar kos selama seminggu.
Ternyata nggak cuma saya yang mengalami masa kritis atas kebosanan semacam ini. Bosan yang berujung stress ini kalau dibiarkan bisa jadi parah juga. Ada waktu-waktu saya mengobrol dengan adik saya mengenai aplikasi Halodoc yang selalu muncul di beranda media sosial saya. Saya agak kebingungan juga, apakah aplikasi ini hanya untuk konsultasi penyakit fisik dan membeli obat saja atau bisa untuk penyakit psikis atas dampak pandemik seperti sekarang ini.
Dengan bekal penasaran saya akhirnya mengunjungi media sosial Halodoc untuk mengetahui lebih lanjut. Halodoc itu salah satu aplikasi pelayanan kesehatan yang sudah bekerjasama dengan Kemenkes RI dan BNPB Indonesia. Mereka fokus untuk menangani kesehatan masyarakat Indonesia, terutama di masa pandemi coronavirus seperti sekarang ini. Mulai dari konsultasi dengan dokter bahkan sampai memesan obat tanpa harus ke apotek pun bisa.
Selain menawarkan kesembuhan untuk penyakit fisik, ternyata Halodoc juga mempunyai fasilitas konsultasi dengan psikolog mengingat dampak pandemi coronavirus nggak cuma menyerang fisik manusia. Stress yang disebabkan oleh kejenuhan karena nggak bisa beraktivitas dengan normal tentunya harus segera diobati dong. Walau nggak bisa ke luar rumah, kita tetap bisa melakukan konsultasi dari rumah.
Keberadaan aplikasi Halodoc ini setidaknya memberikan banyak kemudahan buat akses kesehatan selama pandemi ini berlangsung. Saya pun jadi nggak perlu repot-repot ke luar rumah hanya untuk pergi ke apotek demi mendapatkan sebuah obat. Kalau bisa sambil rebahan terus obatnya datang sendiri ke rumah kan lebih enak.
Jadi, siapapun kamu, tetaplah sehat. Kalaupun terlanjur sakit, segera cek kesehatan melalui Halodoc, ya. Atau sekadar beli vitamin juga bisa lewat aplikasi ini.
See, ya. Lekas pulih segalanya!
6 Comments
Stres itu ada yang kelihatan, ada yg engga ya.
ReplyDeleteAwal anak-anak SFH saya sempat stres. Ya gimana, perubahannya tiba-tiba.
Anak bungsu saya yg balita juga sedikit stres. Ga doyan makan, serba salah.
Stresnya masih naik-turun. Tapi alhamdulillaah sekarang sdh berkurang mungkin krn sdh terbiasa dg new normal.
Iya, dan kadang orang juga banyak yang nggak aware kalo stress bisa memicu penyakit lainnya.
DeleteAlhamdulillah kalo gitu. Tetap jaga kesehatan, Kak!
Aku udah sebulan lebih WFH dan sudah 2x kena demam doooong *lho kok malah bangga*. Dan karena takut buat pergi ke dokter akhirnya nyobain halodoc ini deh buat konsul sama dokter dan beli obat. So helpful banget sih :") udah gitu bisa Konsul sama psikiater dan dokter spesialis lainnya, gacuma dokter umum.
ReplyDeleteAku sekali doang kena demam dan nggak mau lagi haha. Nah kan ada Halodoc emang helpful banget ya. Tanpa harus keluar rumah bisa langsung konsul kan beli obat.
DeleteTetap jaga kesehatan, Nadya! ❤️
Wah, saya baru tahu Halodoc bisa dipakai untuk curhat.
ReplyDeleteTetap jaga kewarasan, Tiwi. Mari kita berdoa supaya semua lekas pulih dan kamu bisa bertemu Mas Crush. Aamiin.
Wkwk saya juga baru tau, Kak. Makanya kau coba nanti. Siapa tau berguna buat mengurangi stress.
DeleteSiap. Terima kasih. Semoga pandemi ini lekas pulih dan bisa beraktivitas kayak biasanya lagi. Aamiin.
Apa tanggapan kamu setelah membaca tulisan ini?