Satu-satunya waktu yang aku punya adalah untuk mengenang
Kata-kata, ucapan, dan sebentuk tawa riang
Sisanya hampa menyedot warna-warni jadi kelabu
Lalu, berubah jadi cerita pilu
Aku mulai lupa banyak hal
Rasa sakit, terutama
Atau basa-basi obrolan yang tak lagi kita punya
"Selamat pagi, Sayang" darimu kini terkubur
Yang bangkit dari pikiranku cuma satu
Kapan aku bisa bertanya,
"Apa kabar?"
Tanpa membuatmu ingin kabur
Sebelumnya aku enggan berdamai
Dan memaksa cerita kita yang telah usai
Tapi aku harus,
Sebelum hidupku ikut tergerus
Aku tidak akan berlari cepat-cepat
Atau menggenggammu lebih erat
Aku hanya akan berjalan pelan dan tidak berbuat nekat
Sebab, aku tak ingin lagi sekarat
Selamat tinggal, tukang sambat
Semoga tidak bertemu di lain tempat
Cileungsi 15 Desember 2019
Kata-kata, ucapan, dan sebentuk tawa riang
Sisanya hampa menyedot warna-warni jadi kelabu
Lalu, berubah jadi cerita pilu
Aku mulai lupa banyak hal
Rasa sakit, terutama
Atau basa-basi obrolan yang tak lagi kita punya
"Selamat pagi, Sayang" darimu kini terkubur
Yang bangkit dari pikiranku cuma satu
Kapan aku bisa bertanya,
"Apa kabar?"
Tanpa membuatmu ingin kabur
Sebelumnya aku enggan berdamai
Dan memaksa cerita kita yang telah usai
Tapi aku harus,
Sebelum hidupku ikut tergerus
Aku tidak akan berlari cepat-cepat
Atau menggenggammu lebih erat
Aku hanya akan berjalan pelan dan tidak berbuat nekat
Sebab, aku tak ingin lagi sekarat
Selamat tinggal, tukang sambat
Semoga tidak bertemu di lain tempat
Cileungsi 15 Desember 2019
0 Comments
Apa tanggapan kamu setelah membaca tulisan ini?